Jumat, 31 Desember 2010

Ruangan Baru

seorang anak kecil yang sedang tumbuh dan mulai berlari pada sebuah jalan panjang tak berujung. mulai mengenal dengan kemurungan, keburukan, dan kebenaran yang selama ini ternyata salah, bukan hanya selalu senyum manis tanpa beban sepanjang waktu. melangkah dihadapkan kepada pertarung dengan jiwa sendiri, bertarung abadi tanpa takut untuk melawan setan dalam diri sendiri selama waktu masih terus berputar. sebuah berlian yang ber-mahkotakan pisau tajam selama ini dalam gemerlap kemilauan yang menyesatkan pada bayang belakang. yang siap meledakan dalam suatu waktu kehancuran yang tanpa disadari. dan itu seperti hidup pada mimpi dalam sebuah pose keserakahan. lalu saya berkata dan itu benar, "sebuah kedua mata ini dibutakan semua oleh itu, lalu kita akan memakan untuk berlian kita sendiri dan kesenangan tidak terlihat pada suatu kebohongan".

disini saya dapat membangun kembali dunia saya yang salah. dan menanam kembali benih dan sebuah kehidupan akan mulai tumbuh kembali. dan saya ingin tahu apakah sekitar saya ini masih tetap seperti ini, dan apakah hidup yang selama ini saya tahu akan tetap masih sama ? saya sudah berhenti sejenak dan meluangkan waktu saya untuk memikirkannya. sebuah jalan keras yang saya miliki siap untuk saya cumbui. karena saya siap pergi untuk itu sekarang, yaa saya sudah benar-benar siap untuk pergi sekarang. pergi dari hidup yang selama ini salah, pergi untuk bertarung pada setan dalam diri ini dan mengumpulkannya untuk saya bakar pada api panas yang akan membawa saya ke bawah, bawah, dan bawah. saya ingin pergi dari semua ini dan mendapatkan hidup saya untuk kembali belajar pada satu set aturan baru. lalu saya menemukan segala sesuatu yang berubah.

ini semua ada disekitar, saya seperti terkena pukulan yang sangat kencang nan mematikan untuk merobek hati dan seisi otak saya. untuk tahu bagaimana ini nampak seperti ingin keluar begitu saja dengan sangat mudah. keluar dari ruang saya yang sangat nyaman dan terlalu aman, lalu saya ingin hidup dari perspektif baru. karena jika sebuah pedang tajam adalah kemenangan, saya tidak ragu untuk bertarung pada itu dan menancapkannya di diri ini. dan pergi sekarang adalah sebuah ide yang bagus. karena saya menghargai waktu yang terus berjalan keluar, dengan banyak lebih kekuatan untuk mewujudkan ruangan pada dunia baru saya yang akan saya dapati.

Selasa, 28 Desember 2010

Ini Bukan Zaman Batu "Yang Harus Keras"

akhir-akhir ini saya agak menjadi malas untuk membuka akun twitter yang saya miliki belakang ini. walaupun terkadang masih terlihat saya membukanya, mungkin saya enggan berlama-lama dan sesekali hanya untuk update tentang kejadian apa yang terjadi pada hari itu atau hanya sekedar menulis status. terkait dengan euforia yang sedang terjadi belakangan ini, masuknya indonesia ke final dan bertemu malaysia pada event sepakbola se-asia.
belakang ini disitus mikroblogging itu sangatlah ramai, mulai dari dukungan, keluhan, emosi, rasa nasionalisme dan macam-macam semua perasaan dihati dan dikepala semua dikeluarkan disini. dan saya pun tidak mau kalah untuk berperan ikut serta, hahaha "bercanda".

tetapi itu semua bukan menjadi sebab kenapa saya enggan berlama-lama membuka twitter. justru sebailiknya saya malah sangat senang saat melihat itu. tapi ada juga hal lain yang selalu menggganjal pikiran dan mata saya. dan klimaks nya terjadi pada saat malam pertandingan final "firstleg" antara indonesia vs malaysia. dimana sebelum pertandingan ini berlangsung kita semua berharap tim kita dapat mengalahkan tim lawan. tapi semua keadaan berbalik parah. kenyataan pahit memukul kita dengan sangat kencang. dan ternyata tim kita ditekuk oleh lawan dengan telak 3-0.

adapun kejadian yang menarik saat pertandingan itu digelar. kecurangan terjadi pada kubu tim lawan dengan cara menyorotkan laser pada tim kita. lalu tidak beberapa lama berita ini langsung menyebar luas dan yang unik sampai menjadi trending topic pada twitter. mungkin karena banyaknya dari kita dan termasuk saya yang tertunduh sedih dan tidak terima akan kekalahan ini yang dianggap dicurangi itu, sampai-sampai bisa menjadi trending topic. lalu ditambah dengan keadaan hubungan kita dengan tim lawan "negara tetangga" kurang baik belakangan ini. keadaan ini bisa makin meruncing menjadi ajang yang tepat untuk mengeluarkan ekspresi dengan sangat emosi.

dan inilah hal yang membuat saya menjadi sedikit enggan untuk membuka twitter dan mencumbuinya dengan lama. serentak semua berubah menjadi pertarungan panas bagai perang. banyak yang menghujat mereka dengan kata-kata sarkatis, mulai dari hinaan, cibiran, yang seharusnya perilaku ini tidak kita keluarkan.
wake up man! kita ini anak bangsa yang cerdas. perilaku kita bukan seperti binatang yang harus selalu bersikap kasar. jika tim lawan berbuat curang, buktikan kita dapat membalasnya dengan perbuatan sportif tinggi yang akan membuat mental tempe seperti mereka memakai rok, buktikan kalau kita tidak hanya selalu bisa menghujat dan mengakibatkan permusuhan. berpikirlah dengan kepala dingin, laser tidak menjadikan 100% kekalahan tim kita, dan jika kalian juga menyangkal pssi menjadikan 100% kekalahan tim kita akibat kebobrokannya. lawan, lawanlah mereka semua dengan cara cerdas bukan melawan dengan tindakan barbar nan anarkis yang akan menjadi boomerang untuk kita sendiri dan akan memperlihatkan kebodohan kita.
semua itu tidak akan ada pengaruhnya jika kita hanya menghabiskan energi kita dengan marah-marah untuk mencaci mereka.

ingat mereka semua tidaklah salah sepenuhnya. namun perlu diingat juga kawan, kita juga bukan negara atau anak bangsa yang sempurna dan selalu benar dalam segala hal. jadi sudah cukup kita saling menghujat, dan tidak perlu melebih-lebih kan masalah ini. janganlah kita mau dikontrol oleh kondisi yang panas ini. tidak suka boleh, tapi jangan dedikasikan hidup kalian hanya untuk membenci suatu negara atau kelompok. itu menurut saya adalah cara pemikiran yang terbelakang. dan perlu di ingat juga kawan, kita sudah tidak lagi hidup dizaman batu "dimana otot lebih dihormati daripada otak", sekarang sudah saatnya "yang cerdas lebih dihormati". jadi lebih baik simpan energi kalian untuk berbuat secara real. tunjukan kepada mereka dengan hal yang lebih nyata dan terlihat, karena kita patut membanggakan negara yang hebat ini. karena kita juga anak bangsa yang hebat. dan semoga kita dapat lebih dewasa menghadapi masalah dengan kepala dingin. mari kita kembalikan senyum indonesia kita yang indah ini untuk mengangkat piala. "cheers for indonesia"

Kamis, 23 Desember 2010

Nasionalisme Jangan Cepat Pergi

serentak rasa nasionalisme bangsa ini sedang menggebu-gebu bagaikan api yang sangat panas membakar. mendadak rasa itu datang ketika dimulainya event sepak bola yang sedang berlangsung di negara ini. semua orang terbius dalam atmosfer yang sangat kuat ini. dengan segala teriakan yang keluar dari mulut mereka dengan kata "aku cinta indonesia 100% / saya bangga dengan negara ini atas apa yang mereka semua katakan" dan ramai-ramai mereka semua kerepotan membeli atau mengumpulkan atribut-atribut yang melambangkan negara ini. lambang merah putih tak jarang terhias diwajah mereka dengan sebuah ikat kepalanya dan tentunya dengan bendera merah putihnya. tidak lupa juga baju atau sebuah jaket dan apapun itu yang biasanya melekat pada momen ini.

bahkan itu sampai membuat saya terharu. suara yang menggelegar, lautan orang berwarna merah. ini seperti pesta tahunan yang diadakan secara meriah dan mewah. sungguh tak ada ungkapan yang bisa dilontarkan untuk menggambarkan perasaan ini. ternyata memang hebat rasa nasionalisme masyarakat kita yang sangat tinggi ini.

tapi akankah sebuah rasa nasionalisme dari pesta tahunan ini dapat bertahan lama ? tapi apakah rasa nasionalisme itu hanya tumbuh menggebu-gebu dalam sebuah lapangan berumput, atau lapangan berkarpet ? atau tak ada sama sekali rasa nasionalisme yang tumbuh menggebu-gebu seperti ini ditempat selain itu ?
mungkin ini pertanyaan yang tidak dapat saya temukan jawabannya untuk sekarang ini. dan mungkin itu juga mengalahkan rasa nasionalisme ketika kita hormat dilapangan upacara.
wow sungguh semacam hipnotis yang hebat dari event itu. saya pun juga sangat merasakan hal yang satu ini.

dan tampaknya ada satu hal lagi yang selalu mengganggu pikiran saya. mungkin setelah usainya event sepakbola ini. apa masih ada teriakan-teriakan hebat memuji yang menggelegar itu terdengar untuk indonesia ini ? apa masih ada yang peduli pada indonesia yang selalu akan kita impikan lebih baik ini ? dan apa masih ada rasa nasionalisme menggebu-gebu nan membakar seperti ini ?
yap mungkin dari anda sekalian memiliki jawabannya masing-masing. dan nampaknya tidak perlu lagi untuk saya tulis disini. karena saya yakin rasa nasionalisme itu sudah sangat besar. saya pun juga sangat yakin masing-masing dari anda pasti sering berdoa untuk indonesia yang lebih dimpikan ini, bukan ?
dan waktunya sekarang saya mulai berharap agar sepakbola indonesia bisa mengangkat piala dengan tinggi. agar tak ada lagi cacian sarkatis yang keluar dari mulut yang beringas untuk indonesia ini.

HIDUP INDONESIA, mudah-mudahan dari sinilah rasa nasionalisme kita dapat tumbuh untuk hal-hal yang sangat kecil. sekali lagi HIDUP INDONESIA.., semoga rasa nasioanalisme yang hebat ini tidak cepat pergi. "cheers"

Selasa, 21 Desember 2010

Mereka Adalah Bagian Dari Kita

tidak tahu kenapa saya selalu miris dan sedih ketika saya harus berangkat menuntut ilmu untuk bisa mengejar apa yang selama ini sangat saya cita-cita dan harapkan. dengan semua fasilitas yang sudah tersedia dari kedua orang tua saya yang sangat-sangat nyaman. tentunya itu adalah pendukung yang sangat sempurna dan penyemangat saya dalam melakukan itu. ketika saya harus berada dalam mobil saya yang nyaman dengan sebuah alunan lagu, ditemani sebungkus rokok, tidak perlu kepanasan dan kehujanan. itu kondisi yang sempurna, tapi sekaligus pencabik-cabik hati saya ini. karena banyak kejadian yang saya alami ketika berada didalam sana dan selalu membuat hati saya berteriak miris jika melihatnya.

ini adalah kejadian yang hampir setiap hari saya temui dimana-mana ketika saya pergi, khususnya pergi menuntut ilmu yang sudah saya sebutkan sebelumnya. dan tentunya sangat mudah sekali dijumpai. ditrotoar, tepi jalan, kolong jembatan, lampu merah dan banyak lagi lainnya. yup, tentunya adalah mereka yang sangat kurang beruntung dari kita-kita ini. mereka yang melawan dunia yang kejam ini dan penuh keangkuhannya. mereka adalah yang juga sebenarnya bagian dari kita. mereka yaitu pengemis, pengamen, pemulung dan apapun mereka yang mengais rupiah secara tidak wajar yang melawan kejamnya roda hidup ini.

dengan bertemankan terikan matahari yang menghitamkan kulit, mereka mencari sedikit rupiah untuk terus bisa melanjutkan hidup mereka itu. "HANYA UNTUK MELANJUTKAN HIDUP MEREKA". tapi tidak bisa seberuntung kita ini untuk tau bagaimana merasakan nyamannya duduk dikelas dingin ber-AC dengan pengajar, merasakan betapa asiknya bergelut dengan buku, merasakan berbagai canda hangat dengan teman di sela-sela waktu santai. mereka lah yang kurang beruntung untuk merasakan betapa indahnya bangku pendidikan yang selama ini sangat mereka idam-idam kan.

ini lah yang membuat hati saya berteriak dan miris ketika saya harus berangkat menuntut ilmu dan melihat ini. tidak ada sebuah ungkapan yang saya keluarkan untuk ini. dan tak jarang saya harus sampai dipaksa menitihkan air mata untuk melihat mereka yang berjuang dalam terik matahari ataupun hujan, dalam panas atau dinginnya udara yang menggerogoti badan mereka. sementara kita-kita ini memimiliki semua keberuntungan dengan santai menuntut ilmu.

sungguh sebuah pemandangan yang sangatlah tidak menyenangkan untuk dilihat setiap hari. bahkan saya juga harus melihat wanita cantik sebaya saya, yang saya pikir sedang berjalan pulang dengan membawa gitar. ternyata dia mengetuk jendela mobil saya untuk mengamen dengan suara indahnya. dan saya juga selalu dipaksa harus melihat anak-anak kecil yang menghabiskan masa kegembiraannya yang paling menyenangkan dengan cara meminta-minta.

ini sangat-sangat memberi pukulan buat saya. dalam hati saya selalu berteriak, "harusnya posisi mereka sama dengan apa yang selama ini saya miliki, dapat menuntut ilmu dengan wajah gembira bukan melawan kejamnya dunia ini untuk bisa melanjutkan hidup dengan cara-cara seperti itu".

andaikan negara ini dan masyarakat kita sangat lah takut dengan KEBODOHAN dan KEMISKINAN, bukan takut terhadap hal-hal bodoh tak masuk akal. mungkin kita tak harus melihat kejadian ini setiap hari. mungkin mereka telah menjadi bagian dari kita yang sama-sama menuntut ilmu. karena semua bangku pendidikan akan dimurahkan atau digratiskan jika perlu, agar semua masyarakat kita semua tidak dibayang-bayangi kebodohan. dan tak ada lagi yang namanya tangis kesedihan dipinggir jalan, tak ada lagi raut wajah memelas mereka, dan tak ada lagi air mata yang jatuh dari mata mereka. yang semua itu akan berubah menjadi senyum kebahagian mereka yang selama ini didambakannya.

entah ini pemikiran yang gila nan muluk bagai mimpi yang tak bisa diwujudkan. tapi setidaknya kita bisa membantu mereka untuk tetap tersenyum. dengan cara yang paling mudah dari kita dan sedikit keberuntungan yang kita berikan kepada mereka. dan mulailah menghargai mereka untuk tidak dilupakan, disudutkan, dan ditekan. karena sejujurnya saya yakin misikin adalah bukan sebuah takdir, akan tetapi sebuah kemauan untuk keluar yang selalu terbatas dengan kemampuan yang tidak mereka miliki.

ini adalah sebuah fakta, terserah kalian mau menilai saya berlebihan, berbohong, atau apapun itu yang kalian mau tentang tulisan ini. persetan dengan semua itu buat saya. dan mulalilah berbagi keceriaan dengan mereka, karena mereka sebenarnya adalah bagian dari kita. "cheers"

Rabu, 08 Desember 2010

Kemacetan Jakarta = Sikap Para Pelakunya Dijalan

kota jakarta, siapa yang tidak kenal dengan kota ini. kota yang berkembang pesat dengan gedung-gedung dan mall yang tinggi nan mewah. yang mungkin terkenal dengan dengan 'kemacetan' nya yang sudah hampir merajarela dimana-mana. dan sekaligus menjadi teman akrab saya yang selalu menemani rutinas sehari-hari saya. dan mungkin juga bagi anda semua.
sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menulis tentang ini. tentang kondisi sehari-hari jalanan jakarta yang sudah seperti arena pertarungan gladiator, yang siap memakan apapun yang terjadi tiap harinya.

yang saya ingin ceritakan disini yaitu tentang "kemacetan dan sikap-sikap para pelakunya dijalan" bukan tentang penataan kota atau yang lainnya. karena saya hanya orang biasa. bukan peniliti, ilmuan, atau profesor.

hal ini lah yang selalu membuat saya menepuk jidat saya, melihat jam tangan saya berulang kali, dan yang paling sering adalah menggeleng-geleng kan kepala saya. terlebih kepada para pengguna kendaraan dijalan yang sering membuat saya selalu tak habis pikir dan menyita perhatian saya. bukan kepada kondisi kemacetannya yang selalu saya hadapi setiap harinya. mungkin saya masih bersabar dengan hal yang satu ini tapi tidak dengan hal yang saya sebutkan sebelum nya "sikap-sikap para pelakunya dijalan".

bagaimana saya bisa sabar, wong banyak para pengguna jalan yang kelakuannya seperti tidak punya aturan, bermental preman yang selulu ugal-ugalan dijalan, tidak bisa sabar dan mengambil hak-hak orang lain dijalan dan bahkan pada tahap yang lebih parah lagi, tidak punya pikiran sampai membahayakan nyawa orang lain. saya sangat mengecam keras perbuatan ini dan selalu miris melihat perilaku yang seperti ini bertebaran banyak dijalan raya.

selepas itu semua, bukan berarti saya adalah seorang yang tidak pernah melakukan salah atau sempurna. bohong saja kalau ada orang didunia ini yang sempurna. tapi setidaknya saya sangat menjunjung tinggi peraturan-peraturan yang ada, hak-hak atas kenyamanan orang lain dijalan. dan yang utama adalah keselamatan para pengendara lainnya.

disamping berkembang pesatnya jumlah motor dan mobil. kontribusi besar yang juga memberi dampak pada kemacetan menurut saya adalah tidak teraturnya masyrakat kita dalam berkendara dan tidak patuh pada peraturan-peraturan yang ada. dalam hal ini menyebabkan kondisi yang sangat berantakan dan carut marut. lalu terjadilah sebuah kemacetan yang sering kita alami. ini sungguh kesadaran masyarakat yang masih sangatlah rendah yang ada pada kita. yang saya heran apakah mental-mental ini sudah tertanam lama kepada mereka ? atau tidak ada yang mengajari  mereka bagaimana caranya mematuhi aturan yang ada atau standar-standar keselamatan berkendara dijalan raya.

sebuah contoh cerminan betapa rendahnya intelektualitas masyarakat kita. ingin rasanya saya menampar mereka didepan ibunya sebagai orang yang mempunyai pikiran. bahkan kendaraan-kendaraan mewah yang bertebaran banyak dijalan-jalan tidak menjamin kalau mereka punya pola pikir yang mewah, seperti orang yang punya aturan.

posisi saya disini bukan sebagai orang yang sangat bermoral dan menghakimi mereka yang seperti itu. tapi terlebih untuk sedikit membuka pikiran kita dan kesadaran akan peraturan. sudahlah cukup masyarakat kita berfikir/bersikap seperti preman dan tidak mempunyai aturan. dan mulailah impikan kota jakarta ini yang ramah, aman, dan saling menghormati satu sama lain. dengan cara yang sangat paling mudah dan harapan dapat merubah.

sekarang anda sudah bisa bayangkan bukan jika dijalan sudah tidak ada lg aturan. saya pastikan jalan raya sudah menjadi arena pertempuran yang siap merenggut nyawa orang. "cheers"

Selasa, 23 November 2010

Baik Tanpa Prasangka, Bisa ?

Ketika penilian orang lain berbeda kepada apa yang belum tentu mereka ketahui sebelumnya. jika kita keluar sedikit saja dari kebiasaan diri ini yang berbeda. yang belum mereka ketahui, mereka lebih memilih mengeluarkan serangan dan hinaan langsung bertubi - tubi. seakan kita tak pantas untuk itu.
tanpa rasa ingin mencari tahu sebelumnya apakah memang seperti itu sebenarnya ?

Kalau dirasakan, sakit memang ketika orang lain menganggap kita hanya orang bodoh yang tidak pantas untuk apapun dan banyak omong kosong. semua perasaan ini membunuh saya, ketika kita ingin keluar dari cara berfikir mayoritas yang belum jelas kebenarannya, yang hanya dibuat oleh cara berfikir manusia sejak lahir.

Yaap ! saya memang lah bukan orang yang pintar, apakah salah diri saya yang bodoh ini ingin keluar dari kesesatan yang selalu dianggap benar. dan apakah saya harus sering berkata bijak agar saya dapat terlihat pintar oleh kalian ? saya memang bukan malaikat yang dapat menyebarkan kebenaran dan meluruskan yang salah. tapi dari seorang manusia yang bodoh ini tergantung banyak harapan semangat ingin menjadi malaikat yang dapat membuka hati semua orang. tak peduli dengan hinaan, kebencian, dan anggapan remeh kepada saya.

Dapatkah Anda memberitahu saya mengapa, disekitar ini begitu banyak yang salah ?
dan tidak ada semua yang indah di mana-mana ketika saya pergi.
luangkan waktu Anda untuk memikirkan jawabannya.

Dengan segenggam harapan saya akan terus berdiri menantang digaris depan, sampai semua ini berakhir. dimana semua orang buta, mereka menunjukkan kepada Anda bagaimana cara untuk mereka membenci atas semua ini.

Dan hidup ini tidak selamanya seperti kertas hitam diatas putih. karena benar dan salah itu semua pernah saya lakukan, jadi lebih baik kita mengangkat tangan ini untuk saling merangkul. karena waktu terus berjalan tak menunggu kita. saya hanya seseorang yang ingin keluar dari kebosanan dengan sesuatu yang sama dan mendapatkan sebuah pemimikiran yang baru. dimana ketika mereka tidak mengatakan paling benar terhadap dirinya dan menginjak satu sama lain.

Sabtu, 20 November 2010

Kemenangan

dimulai ketika saya untuk memunculkan kesenangan dan mengasah kreatifitas
bersama dengan komunitas yang saya miliki.
suatu ketika kami semua memutuskan untuk mengikuti semacam festival.
berharap untuk mendapatkan suatu pengalaman yang baru dan
mungkin saja kemenangan adalah harapan terbesarnya.

mungkin karena rasa itu sudah hampir meracuni, dan timbul pandangan dengan kemenangan. banyak yang menganggap kita bisa terlihat keren, terlihat pintar karena pujian yang dateng bertubi-tubi. atau rasa bangga yang akan diciptakannya. memang itu tidak ada salahnya, dan mungkin butuh yang disebut pencapaian seperti itu.

tapi saya punya pandangan yang berbeda. menurut saya itu sama saja seperti pahlawan yang harus diminta dinobatkan menjadi pahlawan agar dapat terlihat seperti pahlawan. untuk saya pribadi, saya bukanlah orang yang terlalu mengagungkan yang namanya kemenangan. dimana ketika apa yang kita lakukan, dilakukan dengan rasa pamrih untuk mendapatkan apa itu yang namanya kemenangan. buat saya jika semua yang dilakukan dengan rasa pamrih, itu bukan lagi namanya kemenangan tapi itu adalah kalkulasi. mungkin banyak pendapat berbeda tentang ini, yang dimana namanya kemenangan adalah hal yang membosankan.

saya bukanlah orang yang paham betul akan arti kemenangan itu seperti apa. tapi saya punya arti sendiri tentang kemenangan, kemenangan buat saya adalah ketika kita mengerjakan sesuatu hal apapun itu ''singkat kata sebuah karya'' dengan menaruh rasa cinta yang tumpah mengalir dalam sebuah karya. yang kita kerjakan dengan rasa sepenuh hati tanpa dorongan paksaan. mengangkat hati ini dengan rasa cinta, goresan demi goresan. apalah artinya sesuatu itu jika kita lakukan dengan paksaan dan pamrih, orang lain tak akan bisa melihat itu sebagai sesuatu yang indah. bahkan mereka melihat itu hanyalah sesuatu lelucon yang digoreskan
dengan hati yang tertutup bersamaan dengan kehancuran. mungkin itu sama saja seperti kita berjalan tanpa harapan dan impian.

karena kecintaan itulah yang akhirnya melahirkan sesuatu yang terbaik yang mungkin bisa disebut mahkota kemenangan.dan pandangan mereka mulai terbentuk akan kemenangan yang diberikan kepada kita. saya percaya sesuatu yang terbaik itu lahir dari hati yang digoreskan sangat tulus. itu sama saja seperti anda mencintai seseorang dalam hidup anda, dan anda pasti akan melakukan apa saja yang terbaik buat dia. "cheers"

Jantung Mahkota Ku

saya tidak tahu apa yang saya rasakan
ketika tiba datang kesepian menghantui
dan tidak tahu siapa yang menjaga dari rasa sakit ini

mencoba membawa diri ini keluar
tapi tidak ada yang menemukan
sesuatu yang membuat saya dapat
pikiran ini seperti bergantung terbalik

saya seperti mempunyai dunia seukuran bola mata
dan hantu masa lalu yang disimpan dalam lemari yang penuh

seperti wajah kegagalan yang baru didapat
dan saya akan memalingkan semua dari kepalaku
menyimpan semua senyum ini didalam pikiran dengan wajahmu

tidak ada satupun seseorang seperti anda
alasan yang dapat menahan
anda adalah hal terbaik yang saya temukan
saya mendapatkan rasa sakit dan anda adalah obatnya
seperti saya menemukan bintang terang dilangit

ketika saya memalingkan semua ini ke anda
saya merasakan diri ini seperti terlahir kembali
bukan tidak mungkin
karena hanya anda yg dapat menjaga dari semua ini
menjaga dari semua ini

Bangkit, Diam atau Mati

Dimulai dari sesuatu yang kecil, belajar berharap menjadi sesuatu yang nanti akan besar. disaat mengharapkan sesuatu yang akan datang dengan baik, ternyata semua tidak sesuai dengan harapan. disitu lah semua kisah akan berawal dan baru saja dimulai. sekarang saya mulai tahu bahwa semua itu tidak dapat membuat seperti tidak terjadi apa-apa. tidak ada yang bisa saya katakan, hanya terdiam berfikir ini adalah sebuah mimpi buruk yang akan hilang. mungkin dengan tidur atau berlari dari semua ini, akan menghilangkan semua itu.

tapi dimana hati saya, dimana saya untuk mengubah bagian semua itu ? bahkan itupun tidak akan mengubah semua, begitu banyak kenyataan pahit yang datang. seperti lampu terang, mereka melemparkan bayangan sisi gelap dibelakang. bisakah saya dapat bicara sekarang ? yah itu adalah sebuah pemahaman keras. saya tidak lah lengkap dan sempurna. sebuah kehidupan yang begitu sangat menuntut. saya begitu lemah untuk semua ini. berada diruang gelap seakan tak ada harapakan yang akan datang.
sebuah kecintaan yang sangatlah menuntut.

ini adalah lampu terang yang selalu membutakan saya (kataku). hanya memandang dari satu sisi lain tetapi tidak melihat sisi yang lainnya. bagaimana saya bisa melihat ? karena saya melihat seperti itu.
jika ingin mengalahkan musuh, kalahkan lah diri sendiri. bahkan ketika anda tidak bisa melihat itu, anda harus melihat sendiri. ketika anda tidak mempunyai penyemangat, anda lah yang harus menyemangati diri ini sendiri.

karena semua ini hanya kita yang dapati, buka mereka, dia, atau siapapun. itu hanyalah kita. bahkan disaat terjatuh pun tidak ada yang dapat membangkitkan, kecuali diri ini yang bangkit.

dan ini semua membuang semua ruang gelap yang saya tempati. dengan kata lain, saya tidak takut untuk terus hidup dari semua ini. saya tidak takut untuk berjalan ditempat ini sendirian. tidak ada anda bisa mengatakan, anda bisa menghentikan saya sampai disini.