Selasa, 21 Desember 2010

Mereka Adalah Bagian Dari Kita

tidak tahu kenapa saya selalu miris dan sedih ketika saya harus berangkat menuntut ilmu untuk bisa mengejar apa yang selama ini sangat saya cita-cita dan harapkan. dengan semua fasilitas yang sudah tersedia dari kedua orang tua saya yang sangat-sangat nyaman. tentunya itu adalah pendukung yang sangat sempurna dan penyemangat saya dalam melakukan itu. ketika saya harus berada dalam mobil saya yang nyaman dengan sebuah alunan lagu, ditemani sebungkus rokok, tidak perlu kepanasan dan kehujanan. itu kondisi yang sempurna, tapi sekaligus pencabik-cabik hati saya ini. karena banyak kejadian yang saya alami ketika berada didalam sana dan selalu membuat hati saya berteriak miris jika melihatnya.

ini adalah kejadian yang hampir setiap hari saya temui dimana-mana ketika saya pergi, khususnya pergi menuntut ilmu yang sudah saya sebutkan sebelumnya. dan tentunya sangat mudah sekali dijumpai. ditrotoar, tepi jalan, kolong jembatan, lampu merah dan banyak lagi lainnya. yup, tentunya adalah mereka yang sangat kurang beruntung dari kita-kita ini. mereka yang melawan dunia yang kejam ini dan penuh keangkuhannya. mereka adalah yang juga sebenarnya bagian dari kita. mereka yaitu pengemis, pengamen, pemulung dan apapun mereka yang mengais rupiah secara tidak wajar yang melawan kejamnya roda hidup ini.

dengan bertemankan terikan matahari yang menghitamkan kulit, mereka mencari sedikit rupiah untuk terus bisa melanjutkan hidup mereka itu. "HANYA UNTUK MELANJUTKAN HIDUP MEREKA". tapi tidak bisa seberuntung kita ini untuk tau bagaimana merasakan nyamannya duduk dikelas dingin ber-AC dengan pengajar, merasakan betapa asiknya bergelut dengan buku, merasakan berbagai canda hangat dengan teman di sela-sela waktu santai. mereka lah yang kurang beruntung untuk merasakan betapa indahnya bangku pendidikan yang selama ini sangat mereka idam-idam kan.

ini lah yang membuat hati saya berteriak dan miris ketika saya harus berangkat menuntut ilmu dan melihat ini. tidak ada sebuah ungkapan yang saya keluarkan untuk ini. dan tak jarang saya harus sampai dipaksa menitihkan air mata untuk melihat mereka yang berjuang dalam terik matahari ataupun hujan, dalam panas atau dinginnya udara yang menggerogoti badan mereka. sementara kita-kita ini memimiliki semua keberuntungan dengan santai menuntut ilmu.

sungguh sebuah pemandangan yang sangatlah tidak menyenangkan untuk dilihat setiap hari. bahkan saya juga harus melihat wanita cantik sebaya saya, yang saya pikir sedang berjalan pulang dengan membawa gitar. ternyata dia mengetuk jendela mobil saya untuk mengamen dengan suara indahnya. dan saya juga selalu dipaksa harus melihat anak-anak kecil yang menghabiskan masa kegembiraannya yang paling menyenangkan dengan cara meminta-minta.

ini sangat-sangat memberi pukulan buat saya. dalam hati saya selalu berteriak, "harusnya posisi mereka sama dengan apa yang selama ini saya miliki, dapat menuntut ilmu dengan wajah gembira bukan melawan kejamnya dunia ini untuk bisa melanjutkan hidup dengan cara-cara seperti itu".

andaikan negara ini dan masyarakat kita sangat lah takut dengan KEBODOHAN dan KEMISKINAN, bukan takut terhadap hal-hal bodoh tak masuk akal. mungkin kita tak harus melihat kejadian ini setiap hari. mungkin mereka telah menjadi bagian dari kita yang sama-sama menuntut ilmu. karena semua bangku pendidikan akan dimurahkan atau digratiskan jika perlu, agar semua masyarakat kita semua tidak dibayang-bayangi kebodohan. dan tak ada lagi yang namanya tangis kesedihan dipinggir jalan, tak ada lagi raut wajah memelas mereka, dan tak ada lagi air mata yang jatuh dari mata mereka. yang semua itu akan berubah menjadi senyum kebahagian mereka yang selama ini didambakannya.

entah ini pemikiran yang gila nan muluk bagai mimpi yang tak bisa diwujudkan. tapi setidaknya kita bisa membantu mereka untuk tetap tersenyum. dengan cara yang paling mudah dari kita dan sedikit keberuntungan yang kita berikan kepada mereka. dan mulailah menghargai mereka untuk tidak dilupakan, disudutkan, dan ditekan. karena sejujurnya saya yakin misikin adalah bukan sebuah takdir, akan tetapi sebuah kemauan untuk keluar yang selalu terbatas dengan kemampuan yang tidak mereka miliki.

ini adalah sebuah fakta, terserah kalian mau menilai saya berlebihan, berbohong, atau apapun itu yang kalian mau tentang tulisan ini. persetan dengan semua itu buat saya. dan mulalilah berbagi keceriaan dengan mereka, karena mereka sebenarnya adalah bagian dari kita. "cheers"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar