Jumat, 31 Desember 2010

Ruangan Baru

seorang anak kecil yang sedang tumbuh dan mulai berlari pada sebuah jalan panjang tak berujung. mulai mengenal dengan kemurungan, keburukan, dan kebenaran yang selama ini ternyata salah, bukan hanya selalu senyum manis tanpa beban sepanjang waktu. melangkah dihadapkan kepada pertarung dengan jiwa sendiri, bertarung abadi tanpa takut untuk melawan setan dalam diri sendiri selama waktu masih terus berputar. sebuah berlian yang ber-mahkotakan pisau tajam selama ini dalam gemerlap kemilauan yang menyesatkan pada bayang belakang. yang siap meledakan dalam suatu waktu kehancuran yang tanpa disadari. dan itu seperti hidup pada mimpi dalam sebuah pose keserakahan. lalu saya berkata dan itu benar, "sebuah kedua mata ini dibutakan semua oleh itu, lalu kita akan memakan untuk berlian kita sendiri dan kesenangan tidak terlihat pada suatu kebohongan".

disini saya dapat membangun kembali dunia saya yang salah. dan menanam kembali benih dan sebuah kehidupan akan mulai tumbuh kembali. dan saya ingin tahu apakah sekitar saya ini masih tetap seperti ini, dan apakah hidup yang selama ini saya tahu akan tetap masih sama ? saya sudah berhenti sejenak dan meluangkan waktu saya untuk memikirkannya. sebuah jalan keras yang saya miliki siap untuk saya cumbui. karena saya siap pergi untuk itu sekarang, yaa saya sudah benar-benar siap untuk pergi sekarang. pergi dari hidup yang selama ini salah, pergi untuk bertarung pada setan dalam diri ini dan mengumpulkannya untuk saya bakar pada api panas yang akan membawa saya ke bawah, bawah, dan bawah. saya ingin pergi dari semua ini dan mendapatkan hidup saya untuk kembali belajar pada satu set aturan baru. lalu saya menemukan segala sesuatu yang berubah.

ini semua ada disekitar, saya seperti terkena pukulan yang sangat kencang nan mematikan untuk merobek hati dan seisi otak saya. untuk tahu bagaimana ini nampak seperti ingin keluar begitu saja dengan sangat mudah. keluar dari ruang saya yang sangat nyaman dan terlalu aman, lalu saya ingin hidup dari perspektif baru. karena jika sebuah pedang tajam adalah kemenangan, saya tidak ragu untuk bertarung pada itu dan menancapkannya di diri ini. dan pergi sekarang adalah sebuah ide yang bagus. karena saya menghargai waktu yang terus berjalan keluar, dengan banyak lebih kekuatan untuk mewujudkan ruangan pada dunia baru saya yang akan saya dapati.

Selasa, 28 Desember 2010

Ini Bukan Zaman Batu "Yang Harus Keras"

akhir-akhir ini saya agak menjadi malas untuk membuka akun twitter yang saya miliki belakang ini. walaupun terkadang masih terlihat saya membukanya, mungkin saya enggan berlama-lama dan sesekali hanya untuk update tentang kejadian apa yang terjadi pada hari itu atau hanya sekedar menulis status. terkait dengan euforia yang sedang terjadi belakangan ini, masuknya indonesia ke final dan bertemu malaysia pada event sepakbola se-asia.
belakang ini disitus mikroblogging itu sangatlah ramai, mulai dari dukungan, keluhan, emosi, rasa nasionalisme dan macam-macam semua perasaan dihati dan dikepala semua dikeluarkan disini. dan saya pun tidak mau kalah untuk berperan ikut serta, hahaha "bercanda".

tetapi itu semua bukan menjadi sebab kenapa saya enggan berlama-lama membuka twitter. justru sebailiknya saya malah sangat senang saat melihat itu. tapi ada juga hal lain yang selalu menggganjal pikiran dan mata saya. dan klimaks nya terjadi pada saat malam pertandingan final "firstleg" antara indonesia vs malaysia. dimana sebelum pertandingan ini berlangsung kita semua berharap tim kita dapat mengalahkan tim lawan. tapi semua keadaan berbalik parah. kenyataan pahit memukul kita dengan sangat kencang. dan ternyata tim kita ditekuk oleh lawan dengan telak 3-0.

adapun kejadian yang menarik saat pertandingan itu digelar. kecurangan terjadi pada kubu tim lawan dengan cara menyorotkan laser pada tim kita. lalu tidak beberapa lama berita ini langsung menyebar luas dan yang unik sampai menjadi trending topic pada twitter. mungkin karena banyaknya dari kita dan termasuk saya yang tertunduh sedih dan tidak terima akan kekalahan ini yang dianggap dicurangi itu, sampai-sampai bisa menjadi trending topic. lalu ditambah dengan keadaan hubungan kita dengan tim lawan "negara tetangga" kurang baik belakangan ini. keadaan ini bisa makin meruncing menjadi ajang yang tepat untuk mengeluarkan ekspresi dengan sangat emosi.

dan inilah hal yang membuat saya menjadi sedikit enggan untuk membuka twitter dan mencumbuinya dengan lama. serentak semua berubah menjadi pertarungan panas bagai perang. banyak yang menghujat mereka dengan kata-kata sarkatis, mulai dari hinaan, cibiran, yang seharusnya perilaku ini tidak kita keluarkan.
wake up man! kita ini anak bangsa yang cerdas. perilaku kita bukan seperti binatang yang harus selalu bersikap kasar. jika tim lawan berbuat curang, buktikan kita dapat membalasnya dengan perbuatan sportif tinggi yang akan membuat mental tempe seperti mereka memakai rok, buktikan kalau kita tidak hanya selalu bisa menghujat dan mengakibatkan permusuhan. berpikirlah dengan kepala dingin, laser tidak menjadikan 100% kekalahan tim kita, dan jika kalian juga menyangkal pssi menjadikan 100% kekalahan tim kita akibat kebobrokannya. lawan, lawanlah mereka semua dengan cara cerdas bukan melawan dengan tindakan barbar nan anarkis yang akan menjadi boomerang untuk kita sendiri dan akan memperlihatkan kebodohan kita.
semua itu tidak akan ada pengaruhnya jika kita hanya menghabiskan energi kita dengan marah-marah untuk mencaci mereka.

ingat mereka semua tidaklah salah sepenuhnya. namun perlu diingat juga kawan, kita juga bukan negara atau anak bangsa yang sempurna dan selalu benar dalam segala hal. jadi sudah cukup kita saling menghujat, dan tidak perlu melebih-lebih kan masalah ini. janganlah kita mau dikontrol oleh kondisi yang panas ini. tidak suka boleh, tapi jangan dedikasikan hidup kalian hanya untuk membenci suatu negara atau kelompok. itu menurut saya adalah cara pemikiran yang terbelakang. dan perlu di ingat juga kawan, kita sudah tidak lagi hidup dizaman batu "dimana otot lebih dihormati daripada otak", sekarang sudah saatnya "yang cerdas lebih dihormati". jadi lebih baik simpan energi kalian untuk berbuat secara real. tunjukan kepada mereka dengan hal yang lebih nyata dan terlihat, karena kita patut membanggakan negara yang hebat ini. karena kita juga anak bangsa yang hebat. dan semoga kita dapat lebih dewasa menghadapi masalah dengan kepala dingin. mari kita kembalikan senyum indonesia kita yang indah ini untuk mengangkat piala. "cheers for indonesia"

Kamis, 23 Desember 2010

Nasionalisme Jangan Cepat Pergi

serentak rasa nasionalisme bangsa ini sedang menggebu-gebu bagaikan api yang sangat panas membakar. mendadak rasa itu datang ketika dimulainya event sepak bola yang sedang berlangsung di negara ini. semua orang terbius dalam atmosfer yang sangat kuat ini. dengan segala teriakan yang keluar dari mulut mereka dengan kata "aku cinta indonesia 100% / saya bangga dengan negara ini atas apa yang mereka semua katakan" dan ramai-ramai mereka semua kerepotan membeli atau mengumpulkan atribut-atribut yang melambangkan negara ini. lambang merah putih tak jarang terhias diwajah mereka dengan sebuah ikat kepalanya dan tentunya dengan bendera merah putihnya. tidak lupa juga baju atau sebuah jaket dan apapun itu yang biasanya melekat pada momen ini.

bahkan itu sampai membuat saya terharu. suara yang menggelegar, lautan orang berwarna merah. ini seperti pesta tahunan yang diadakan secara meriah dan mewah. sungguh tak ada ungkapan yang bisa dilontarkan untuk menggambarkan perasaan ini. ternyata memang hebat rasa nasionalisme masyarakat kita yang sangat tinggi ini.

tapi akankah sebuah rasa nasionalisme dari pesta tahunan ini dapat bertahan lama ? tapi apakah rasa nasionalisme itu hanya tumbuh menggebu-gebu dalam sebuah lapangan berumput, atau lapangan berkarpet ? atau tak ada sama sekali rasa nasionalisme yang tumbuh menggebu-gebu seperti ini ditempat selain itu ?
mungkin ini pertanyaan yang tidak dapat saya temukan jawabannya untuk sekarang ini. dan mungkin itu juga mengalahkan rasa nasionalisme ketika kita hormat dilapangan upacara.
wow sungguh semacam hipnotis yang hebat dari event itu. saya pun juga sangat merasakan hal yang satu ini.

dan tampaknya ada satu hal lagi yang selalu mengganggu pikiran saya. mungkin setelah usainya event sepakbola ini. apa masih ada teriakan-teriakan hebat memuji yang menggelegar itu terdengar untuk indonesia ini ? apa masih ada yang peduli pada indonesia yang selalu akan kita impikan lebih baik ini ? dan apa masih ada rasa nasionalisme menggebu-gebu nan membakar seperti ini ?
yap mungkin dari anda sekalian memiliki jawabannya masing-masing. dan nampaknya tidak perlu lagi untuk saya tulis disini. karena saya yakin rasa nasionalisme itu sudah sangat besar. saya pun juga sangat yakin masing-masing dari anda pasti sering berdoa untuk indonesia yang lebih dimpikan ini, bukan ?
dan waktunya sekarang saya mulai berharap agar sepakbola indonesia bisa mengangkat piala dengan tinggi. agar tak ada lagi cacian sarkatis yang keluar dari mulut yang beringas untuk indonesia ini.

HIDUP INDONESIA, mudah-mudahan dari sinilah rasa nasionalisme kita dapat tumbuh untuk hal-hal yang sangat kecil. sekali lagi HIDUP INDONESIA.., semoga rasa nasioanalisme yang hebat ini tidak cepat pergi. "cheers"

Selasa, 21 Desember 2010

Mereka Adalah Bagian Dari Kita

tidak tahu kenapa saya selalu miris dan sedih ketika saya harus berangkat menuntut ilmu untuk bisa mengejar apa yang selama ini sangat saya cita-cita dan harapkan. dengan semua fasilitas yang sudah tersedia dari kedua orang tua saya yang sangat-sangat nyaman. tentunya itu adalah pendukung yang sangat sempurna dan penyemangat saya dalam melakukan itu. ketika saya harus berada dalam mobil saya yang nyaman dengan sebuah alunan lagu, ditemani sebungkus rokok, tidak perlu kepanasan dan kehujanan. itu kondisi yang sempurna, tapi sekaligus pencabik-cabik hati saya ini. karena banyak kejadian yang saya alami ketika berada didalam sana dan selalu membuat hati saya berteriak miris jika melihatnya.

ini adalah kejadian yang hampir setiap hari saya temui dimana-mana ketika saya pergi, khususnya pergi menuntut ilmu yang sudah saya sebutkan sebelumnya. dan tentunya sangat mudah sekali dijumpai. ditrotoar, tepi jalan, kolong jembatan, lampu merah dan banyak lagi lainnya. yup, tentunya adalah mereka yang sangat kurang beruntung dari kita-kita ini. mereka yang melawan dunia yang kejam ini dan penuh keangkuhannya. mereka adalah yang juga sebenarnya bagian dari kita. mereka yaitu pengemis, pengamen, pemulung dan apapun mereka yang mengais rupiah secara tidak wajar yang melawan kejamnya roda hidup ini.

dengan bertemankan terikan matahari yang menghitamkan kulit, mereka mencari sedikit rupiah untuk terus bisa melanjutkan hidup mereka itu. "HANYA UNTUK MELANJUTKAN HIDUP MEREKA". tapi tidak bisa seberuntung kita ini untuk tau bagaimana merasakan nyamannya duduk dikelas dingin ber-AC dengan pengajar, merasakan betapa asiknya bergelut dengan buku, merasakan berbagai canda hangat dengan teman di sela-sela waktu santai. mereka lah yang kurang beruntung untuk merasakan betapa indahnya bangku pendidikan yang selama ini sangat mereka idam-idam kan.

ini lah yang membuat hati saya berteriak dan miris ketika saya harus berangkat menuntut ilmu dan melihat ini. tidak ada sebuah ungkapan yang saya keluarkan untuk ini. dan tak jarang saya harus sampai dipaksa menitihkan air mata untuk melihat mereka yang berjuang dalam terik matahari ataupun hujan, dalam panas atau dinginnya udara yang menggerogoti badan mereka. sementara kita-kita ini memimiliki semua keberuntungan dengan santai menuntut ilmu.

sungguh sebuah pemandangan yang sangatlah tidak menyenangkan untuk dilihat setiap hari. bahkan saya juga harus melihat wanita cantik sebaya saya, yang saya pikir sedang berjalan pulang dengan membawa gitar. ternyata dia mengetuk jendela mobil saya untuk mengamen dengan suara indahnya. dan saya juga selalu dipaksa harus melihat anak-anak kecil yang menghabiskan masa kegembiraannya yang paling menyenangkan dengan cara meminta-minta.

ini sangat-sangat memberi pukulan buat saya. dalam hati saya selalu berteriak, "harusnya posisi mereka sama dengan apa yang selama ini saya miliki, dapat menuntut ilmu dengan wajah gembira bukan melawan kejamnya dunia ini untuk bisa melanjutkan hidup dengan cara-cara seperti itu".

andaikan negara ini dan masyarakat kita sangat lah takut dengan KEBODOHAN dan KEMISKINAN, bukan takut terhadap hal-hal bodoh tak masuk akal. mungkin kita tak harus melihat kejadian ini setiap hari. mungkin mereka telah menjadi bagian dari kita yang sama-sama menuntut ilmu. karena semua bangku pendidikan akan dimurahkan atau digratiskan jika perlu, agar semua masyarakat kita semua tidak dibayang-bayangi kebodohan. dan tak ada lagi yang namanya tangis kesedihan dipinggir jalan, tak ada lagi raut wajah memelas mereka, dan tak ada lagi air mata yang jatuh dari mata mereka. yang semua itu akan berubah menjadi senyum kebahagian mereka yang selama ini didambakannya.

entah ini pemikiran yang gila nan muluk bagai mimpi yang tak bisa diwujudkan. tapi setidaknya kita bisa membantu mereka untuk tetap tersenyum. dengan cara yang paling mudah dari kita dan sedikit keberuntungan yang kita berikan kepada mereka. dan mulailah menghargai mereka untuk tidak dilupakan, disudutkan, dan ditekan. karena sejujurnya saya yakin misikin adalah bukan sebuah takdir, akan tetapi sebuah kemauan untuk keluar yang selalu terbatas dengan kemampuan yang tidak mereka miliki.

ini adalah sebuah fakta, terserah kalian mau menilai saya berlebihan, berbohong, atau apapun itu yang kalian mau tentang tulisan ini. persetan dengan semua itu buat saya. dan mulalilah berbagi keceriaan dengan mereka, karena mereka sebenarnya adalah bagian dari kita. "cheers"

Rabu, 08 Desember 2010

Kemacetan Jakarta = Sikap Para Pelakunya Dijalan

kota jakarta, siapa yang tidak kenal dengan kota ini. kota yang berkembang pesat dengan gedung-gedung dan mall yang tinggi nan mewah. yang mungkin terkenal dengan dengan 'kemacetan' nya yang sudah hampir merajarela dimana-mana. dan sekaligus menjadi teman akrab saya yang selalu menemani rutinas sehari-hari saya. dan mungkin juga bagi anda semua.
sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menulis tentang ini. tentang kondisi sehari-hari jalanan jakarta yang sudah seperti arena pertarungan gladiator, yang siap memakan apapun yang terjadi tiap harinya.

yang saya ingin ceritakan disini yaitu tentang "kemacetan dan sikap-sikap para pelakunya dijalan" bukan tentang penataan kota atau yang lainnya. karena saya hanya orang biasa. bukan peniliti, ilmuan, atau profesor.

hal ini lah yang selalu membuat saya menepuk jidat saya, melihat jam tangan saya berulang kali, dan yang paling sering adalah menggeleng-geleng kan kepala saya. terlebih kepada para pengguna kendaraan dijalan yang sering membuat saya selalu tak habis pikir dan menyita perhatian saya. bukan kepada kondisi kemacetannya yang selalu saya hadapi setiap harinya. mungkin saya masih bersabar dengan hal yang satu ini tapi tidak dengan hal yang saya sebutkan sebelum nya "sikap-sikap para pelakunya dijalan".

bagaimana saya bisa sabar, wong banyak para pengguna jalan yang kelakuannya seperti tidak punya aturan, bermental preman yang selulu ugal-ugalan dijalan, tidak bisa sabar dan mengambil hak-hak orang lain dijalan dan bahkan pada tahap yang lebih parah lagi, tidak punya pikiran sampai membahayakan nyawa orang lain. saya sangat mengecam keras perbuatan ini dan selalu miris melihat perilaku yang seperti ini bertebaran banyak dijalan raya.

selepas itu semua, bukan berarti saya adalah seorang yang tidak pernah melakukan salah atau sempurna. bohong saja kalau ada orang didunia ini yang sempurna. tapi setidaknya saya sangat menjunjung tinggi peraturan-peraturan yang ada, hak-hak atas kenyamanan orang lain dijalan. dan yang utama adalah keselamatan para pengendara lainnya.

disamping berkembang pesatnya jumlah motor dan mobil. kontribusi besar yang juga memberi dampak pada kemacetan menurut saya adalah tidak teraturnya masyrakat kita dalam berkendara dan tidak patuh pada peraturan-peraturan yang ada. dalam hal ini menyebabkan kondisi yang sangat berantakan dan carut marut. lalu terjadilah sebuah kemacetan yang sering kita alami. ini sungguh kesadaran masyarakat yang masih sangatlah rendah yang ada pada kita. yang saya heran apakah mental-mental ini sudah tertanam lama kepada mereka ? atau tidak ada yang mengajari  mereka bagaimana caranya mematuhi aturan yang ada atau standar-standar keselamatan berkendara dijalan raya.

sebuah contoh cerminan betapa rendahnya intelektualitas masyarakat kita. ingin rasanya saya menampar mereka didepan ibunya sebagai orang yang mempunyai pikiran. bahkan kendaraan-kendaraan mewah yang bertebaran banyak dijalan-jalan tidak menjamin kalau mereka punya pola pikir yang mewah, seperti orang yang punya aturan.

posisi saya disini bukan sebagai orang yang sangat bermoral dan menghakimi mereka yang seperti itu. tapi terlebih untuk sedikit membuka pikiran kita dan kesadaran akan peraturan. sudahlah cukup masyarakat kita berfikir/bersikap seperti preman dan tidak mempunyai aturan. dan mulailah impikan kota jakarta ini yang ramah, aman, dan saling menghormati satu sama lain. dengan cara yang sangat paling mudah dan harapan dapat merubah.

sekarang anda sudah bisa bayangkan bukan jika dijalan sudah tidak ada lg aturan. saya pastikan jalan raya sudah menjadi arena pertempuran yang siap merenggut nyawa orang. "cheers"