Sabtu, 26 Februari 2011

Bukan Tentang Kecil Ataupun Besar

saya mau mengingatkan kembali masa-masa waktu dulu saya masih seorang bocah atau lebih tepatnya masih mengenakan seragam sma. ya walaupun sampai saat ini saya masih tetep seorang bocah. dulu kalau di ingat saya adalah seseorang yang sangat bisa di bilang dengan sebutan cuek atau kurang peduli terhadap sesuatu hal yang tidak nampak terlalu besar dampaknya dimata saya. lalu hal ini yang menyebabkan saya selalu malas atau berpikir dua kali untuk melakukannya. karena saya pikir, untuk apa melakukan hal yang susah atau rumit dimulai dari yang tidak terlalu besar dampaknya. lebih baik lakukan hal yang terlihat jauh lebih besar dan nyata. karena ini lebih baik dari pada harus memulai sesuatu hal yang tidak terlalu penting. pada awalnya saya berpikir yang saya lakukan ini adalah sesuatu hal yang benar. mungkin kalau kata anak sekarang, "kalau ada yang lebih besar buat apa harus melewati atau mengambil yang kecil".

lalu suatu saat, mungkin karena saya masih sering melakukan hal yang satu ini dalam waktu yang lama. sesuatu kejadian datang untuk mengingatkan saya akan hal ini. sesuatu yang saya namakan besar dan kecil. lalu kejadian itu seperti memukul lalu mengajarkan saya, seakan dia berkata: "hey nak ini semua bukan bagaimana kamu melakukan sesuatu yang sia-sia antara hal yang kecil dan besar. tidak akan ada yang pernah langsung menjadi apa yang kamu pikirkan". lalu saya dibuatnya mulai berpikir tentang ini dan tentang kemalasan saya atau kesombongan yang seakan meremehkannya. sedikit demi sedikit kesombongan saya mulai runtuh dan kepala saya mulai berpikir. awalnya sesuatu hal yang saya anggap kecil dan saya remehkan ini seperti membuat serangan balik kepada saya.

pada suatu ketika saya sedang belajar atau mendalami keahlian dibidang saya. lalu kami disuruh mengalami dan memulai dari sesuatu yang dianggap sangat mudah atau dianggap remeh. lalu apa yang saya alami? yup, ternyata dia dengan mudah membungkam mulut dan kesombongan saya. pada awalnya ini saya anggap, "kenapa harus mulai dari sini, kita bisa melakukan lebih dari yang ini". lalu saya merasa bosan untuk melakukankannya, karena ini di ibaratkan membuat langkah saya yang seharusnya bisa berjalan lebih jauh tetapi dilakukan dengan pelan. seolah saya ingin pergi dan melakukannya lebih, saya seperti kembali dipanggil, "hey nak kembali, jangan terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan. kita lihat apa yang bisa dilakukan yang satu ini". dan akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk pergi, lalu kembali. perlahan-lahan dari sesuatu yang saya anggap diremehkan ini. dan akhirnya dia menunjukan sesuatu kepada saya. analoginya seperti ini: ternyata sesuatu yang saya anggap, apa yang saya bisa lakukan dengan ini? dari seuatu hal yang saya anggap remeh ini ternyata saya dapat pelajaran. dari hal yang saya lakukan ini, saya bisa mengunakan ini pada tahap yang jauh lebih besar atau tahapan yang lebih hebat lagi. alhasil mulut saya dibungkam dan setelah kejadian itu saya selalu menaruh rasa hormat saya yang besar pada hal yang saya anggap remeh.

untuk itu lah saya sekarang tidak menamakan mereka besar atau kecil lagi. karena kamu tidak akan pernah tahu rasanya besar kalau tidak dimulai dari sesuatu yang kecil. dan ingat suatu perubahan yang besar juga dilakukan dari sesuatu hal yang kecil. sejak itu saya melakukan apapun sesuatu harus dimulai dari step by step dan tidak meremahkannya lagi. karena jangan pernah meremehkan sesuatu hal yang kecil jika kamu ingin menjadi sesuatu yang besar. karena banyak pelajaran yang dapat diambil dari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar